Tantangan Pemerataan Pelayanan Kesehatan di Bumi Papua

Layanan kesehatan di Papua

Papua masih memiliki banyak pekerjaan rumah dalam mewujudkan pemerataan dalam bidang kesehatan. Beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah, kurangnya Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan, kurangnya fasilitas medis, tidak adanya komitmen pekerja medis dan juga pelayanan yang kurang tepat sasaran.

Kurangnya SDM di bidang Kesehatan

Jumlah dokter di Papua masih sangat minim jika dibandingkan dengan total jumlah penduduk. Hal ini ditambah dengan tantangan kondisi geografisnya yang ekstrim sehingga membuat sebaran tenaga medis dinilai masih tidak merata. Ketidakstabilan keamanan yang masih terjadi di beberapa wilayah di Papua juga perlu diperhatikan dengan seksama agar tenaga medis bisa mengabdi dengan tenang.

Penyebab kurangnya tenaga medis juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan kesehatan di Papua yang belum memadai. Saat ini kebanyakn anak muda Papua mengenyam pendidikan tinggi harus keluar pulau. Dan banyak dari mereka tidak kembali untuk membangun tanah kelahirannya. Perlu ada penghargaan khusus dan jenjang karir yang menarik sehingga tenaga medis mau berpraktik di Papua.

Fasilitas Kesehatan yang masih minim

Untuk bisa melayani kesehatan masyarakat dengan baik maka diperlukan fasilitas kesehatan yang memadai. Saat ini hal ini masih jauh dari ideal, di beberapa tempat masih banyak distrik yang terisolir dan tidak memiliki fasilitas kesehatan. Contohnya di Kabupaten Keerom, RSUD hanya ada satu begitupun Puskesmas, Posyandu, polindes masih belum merata.

Fasilitas kesehatan ini perlu didukung oleh alat-alat kesehatan yang lengkap untuk bisa melayani masyarakat. Tidak jarang kondisi Puskesmas yang berada di daerah terpencil peralatannya masih seadanya sehingga belum maksimal dalam melakukan penanganan pasien.

Komitmen pelayanan dari petugas kesehatan

Pelayanan pada masarakat harus menjunjung tinggi kepuasan mereka, jangan sampai tenaga kesehatan setengah hati sehingga masyarakat jadi enggan pergi ke fasilitas kesehatan. Profesionalisme dan kode etik profesi harus ditegakan agar bisa melayani dengan ramah dan transparan.

Pendekatan yang kurang tepat

Pelayanan kesehatan harus disesuaikan dengan karakter penduduk setempat. Tenaga kesehatan harus melihat bagaimana kebudayaan dan cara kehidupannya agar masyarakat bisa menerima dengan baik. Karena setiap daerah Papua dengan berbagai suku yang ada memiliki keunikannya sendiri-sendiri sehingga perlu pendampingan dan pendekatan yang khusus.

Peran PAFI Kota Arso

pafikotaarso.org

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia PAFI saat ini sudah membuka kepengurusan cabang di Kota Arso Kabupaten Keerom. Website pafikotaarso.org juga sudah bisa diakses untuk memudahkan anggota untuk mendaftar dan membaca informasi seputar kefarmasian.

Pafi sendiri adalah organisasi yang menaungi seluruh Tenaga teknis Kefarmasian di Indonesia. Organisasi ini hadir sebagai wadah bagi tenaga kefarmasian untuk saling bertukar ide dan gagasan, melakukan advokasi, sosialisasi regulasi, juga pelatihan dan workshop untuk meningkatkan skill para anggota.

Dengan adanya kepengurusan di tingkat kabupaten, PAFI berupaya untuk semakin dekat dengan masyarakat dan ikut berperan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Tenaga Kefarmasian adalah mereka yang bertugas sebagai asisten apoteker dalam menjalankan operasional apotek. Tenaga Teknis Kefarmasian bertanggung jawab dalam pemberian obat pada konsumen, memastikan dosisnya benar, cara penggunaanya benar dan menjelaskan efek sampingnya dengan baik.